"Ya dikembalikan dong, Sweetie. Tetap aja namanya juga minjam. Mau seperti apa pun hubungan kamu sama mereka, kamu harus tetap mengembalikan itu. Oh- atau jangan-jangan kamu sengaja menimbun novel yang kamu dapat biar kalau kangen tinggal dibuka, gitu ya?"
Oh, shit! Apa-apaan pria ini? Peninggalan mantan mau disimpan? Dih, bukannya melupakan, malah semakin terkenang.
"Ya nggaklah! Ngapain juga aku simpan? Toh novelnya juga bukan punya si brengsek itu. Tapi kan punya Dea."
Huh, gemas sekali Saga dengan wanita ngeyel satu ini! Pria itu mengacak gemas pucuk kepala Ines. "Besok balikin ya? Aku anterin."
"Anterin ke mana?"
"Ke rumah Dealah," kata Saga. "Eh, tapi kayaknya kamu nggak tahu alamatnya, ya? Uhm... ya udah besok titip aja, kasihkan ke mantan kamu biar nanti dia yang menyampaikan ke Dea."
"Dih, nggak mau banget! Gila kali, ya masa aku disuruh balikin langsung ke mantan? Ngaco kamu ah!"