Setelahnya Reinal tertawa sambil matanya berkaca-kaca. Dengan tetapan kosong, jemarinya saling mengait satu sama lain seolah menyalurkan kekuatan agar buliran bening di kelopak matanya tak turun mengenai wajah tegasnya.
"Lalu sekarang di mana sepupumu itu? Kok kamu nggak sama dia?"
"Dia... lagi istirahat, Nes."
"Besok-besok ajak aku ketemu dia, ya? Aku merasa bersalah karena udah berburuk sangka, mengira kalau dia pacar kamu yang membuat kamu ngilang gitu aja. Mau kan kamu ketemuin aku sama dia?"
Reinal tergagap. "Uhm... kurasa nggak perlu. Kamu tadi udah ketemu dia kok."
Kening wanita berkerut. Ia tak paham dengan maksud perkataan Reinal. "Tadi aku dari rumah langsung ke makam loh. Ketemu gimana sih maksudnya?"
"Iya, kamu udah ketemu dia tadi waktu kamu menyapa aku pertama kali. Ya itu Tania, dia di pusara yang tadi aku kunjungi, dia istirahatnya di situ, Nes."