"Kalau gitu, hajarnya pakai mulut kamu aja gimana?"
Bulu-bulu yang ada di tubuh Naraya berdiri. Perempuan itu melotot kaget ketika kata-kata itu keluar dari bibir Sakha. Naraya pun mengerjap ketika Sakha menatapnya dengan begitu intens. Mungkin semalam Naraya tidak melihat begitu banyak ekspresi Sakha karena lampu yang tidak menerangi mereka. Namun kini matahari berdiri di atas sana dan menyinari segala kegiatan dan aktivitas mereka. Tentu Naraya merasa lebih malu sekarang ini.
Sakha semakin mendekatkan wajahnya. Embusan napas hangat pria itu pun terasa begitu jelas di pipi Naraya. Naraya tanpa sadar memejamkan matanya, menanti bibir lembut itu menyentuh bibirnya.
Namun ketukan di pintu kaca langsung membuat keduanya menjauh dengan canggung.
"WOI! KAKAK-KAKAK! JANGAN MOJOK SIANG-SIANG!"
Sakha mengangkat tangannya yang terkepal dan membuat Renjana langsung berlari menjauh sembari terkikik geli.