Kekhawatiran Sakha tampaknya sia-sia. Karena Renjana benar-benar menemani Naraya plus mengajak perempuan itu untuk terus berbicara walau dia sudah sangat-sangat lelah untuk berbicara.
"Kak, kok nggak punya microwave?"
"Kak, kayaknya enak deh bikin steak siang ini."
"Duh, Kak, kenapa nggak pasang AC di ruang tamu?"
"Kak, tetangga di sini nyinyir parah, ya."
"Kak, aku penasaran, yang ada duluan itu telur atau ayam?"
Semua pertanyaan yang keluar dari bibir Renjana entah kenapa terdengar begitu menyebalkan dan tidak berfaedah, jadi Naraya memilih untuk tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Walau dia tetap berbicara seadanya.
Hari belum siang, tapi Naraya sudah lelah berada di dekat Renjana yang sangat-sangat bawel. Naraya yakin tidak pernah menemukan orang secerewet Renjana.
"Kak-"