Renjana yakin seratus persen, makhluk berbulu yang berada di dekapan Naraya itu aslinya bisa berbicara. Atau bisa jadi, sebenarnya kucing itu adalah manusia yang menyamar sebagai kucing.
Kenapa Renjana berpikir demikian? Itu karena selama mereka berjalan menuju rumah Naraya, kucing putih itu terus menatapnya dengan tatapan sinis, seolah-olah menghina Renjana melalui tatapannya. Bayangkan kalau kucing itu membuka suaranya, Renjana yakin sekali bahwa kucing itu akan mencacinya habis-habisan.
Renjana melirik Naraya yang berjalan santai, dan lirikan Renjana turun pada kucing itu.
Buru-buru Renjana mengalihkan pandangannya saat kucing putih yang siapa namanya tadi? Pupi? Ah tidak penting, pokoknya kucing itu mendengus tadi. Renjana yakin seratus persen! Ah, tidak, seribu persen!