Naraya dan Sakha memang pernah berciuman sebelumnya. Namun itu hanya sentuhan singkat yang bahkan tidak pantas disebut kecupan. Tapi sekarang, di kamar yang kini sangat hening ini wajah mereka berdekatan dengan posisi paling ambigu, yakni Sakha yang menindih tubuh Naraya yang hanya mengenakan bra. Posisi ini mengingatkan Naraya pada waktu dimana mereka dipergoki dan dipaksa menikah.
Napas mereka berderu lambat, dengan mata yang sama sekali tidak bisa berpaling. Ada sesuatu yang bangun dari dalam diri mereka.
"Naraya... wanna kiss?"
Sekujur tubuh Naraya merinding mendengar suara serak Sakha. Perempuan itu terdiam lama, tanpa sadar matanya turun dan menatap bibir Sakha yang... terlihat menggoda?
Naraya tahu! Naraya tahu kalau ini gila. Biasanya dia akan selalu menghindari sentuhan pria, bahkan hanya untuk dekat-dekat saja dia ogah. Tapi kenapa? Kenapa dia ingin sekali melakukan hal lain selain menggenggam tangan dan berpelukan dengan Sakha?