Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

"YAH"

RAHMAN_INDI
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.9k
Views
Synopsis
Namanya Muhammad Arka seorang anak laki-laki berusia 17 yang berusaha bangkit dari traumanya. Muhammad Arka dibesarkan oleh keluarga yang penuh dengan cinta dan kasih sayang tetapi kejadian bertahun-tahun yang lalu itu membuat dirinya tidak bisa lepas dari bayangan masa lalunya. Tentang keberadaan seorang ayah yang menghianati ibunya dengan melakukan hubungan bersama perempuan lain di rumahnya sendiri. Hingga kemudian takdir membawa sebuah kenyataan bahwa hubungan rumah tangga antara ayah dan ibu Arka harus kandas. Hingga suatu ketika sang Ibu yang bernama Azzura bertemu dengan seorang laki-laki yang diperkenalkan kepada anak-anaknya sebagai calon pengganti ayah. Karena kelihaian laki-laki tersebut hati anak-anak di rumah Azzura demikian terpikat kepada ayah barunya. Namun siapa yang menyangka ternyata laki-laki tersebut memiliki misi tersendiri dalam hubungannya bersama Azzura. Laki-laki tersebut meninggalkan Azzura begitu saja dan menikah dengan perempuan lain. Pada saat yang sama Arka sangat marah terlebih ketika mengetahui kondisi ibunda semakin parah saja. Arka lantas mendatangi laki-laki itu dan membuat perhitungan dengannya. Mampukah Arka bertahan dengan Rasa traumanya yang tiba-tiba saja datang setelah lama menghilang? Akankah takdir berisi kebahagiaan menghampiri kehidupan Arka dan keluarga?.
VIEW MORE

Chapter 1 - KEDATANGAN TAMU

Pagi sudah tiba, suara burung berkicauan seperti sabda alam yang terus saja mengalun. Kicaunya nyaring membangunkan jiwa-jiwa yang sedang terlelap. Burung-burung itu tidak pernah berhenti, tidak pernah lelah memberikan senandung bahkan ketika alam tidak peduli terhadapnya.

Ada yang bilang, senandung burung-burung itu adalah senandung pujian kepada Tuhan, senandung rasa syukur yang diucapkan setiap hari bahwa Tuhan masih tetap memberikan mereka kesempatan untuk tetap hidup.

Meskipun mereka terkadang berada di dalam sangkar, burung burung itu tidak pernah melakukan demo massal, tidak pernah melakukan tuntutan tuntutan di kantor kantor bahkan di gedung gedung dewan. Dia tetap bersiul, dia tetap memberikan keindahan. Bahkan dia tetap menari-nari ketika manusia yang memenjarakan nya dalam sangkar melihatnya, seolah-olah dia tetap ingin memberikan pertunjukan terindah sebagai perwujudan rasa syukur bahwa meskipun dikurung dia tetap diberikan kesempatan untuk menghirup udara segar juga tetap diberikan makan.

Burung-burung itu begitu istimewa, seringkali memberikan sebuah pelajaran berharga setiap hari bahkan setiap saat.

Muhammad Arka, anak laki-laki berusia 17 tahun itu sering sekali memperhatikan burung-burung yang sedang berkicau di rumah tetangganya. Di rumahnya memang tidak pernah ada hewan peliharaan meskipun itu hanya seekor burung yang indah karena Mama tidak pernah mengizinkan anak-anaknya untuk memelihara hewan peliharaan. Mama selalu bilang kalau kalian tidak bisa merawat mereka justru akan membuat mereka sakit dan luka. Jangan pernah membuat sakit dan luka di tubuh siapapun karena itu pertanggungjawabannya nanti di akhirat. Bila kita sengaja melakukan, kita akan mendapat balasan jika kita tidak sengaja melakukan kita tetap akan mendapatkan pertanyaan dan perhitungan. Jangan membuat hari-hari kita di masa-masa perhitungan menjadi berat.

Bila kita bicara tentang hari akhir, bicara tentang surga dan neraka juga berbicara tentang timbangan di Mizan maka pasti Arka dan juga kedua kakaknya tidak akan pernah berani untuk melawan titah sang Mama. Baginya Mama adalah segalanya karena hanya dengan Mama lah mereka hidup tumbuh dan berkembang sampai hari ini.

Apakah Arka tidak mempunyai ayah? Punya dong!

Jelas saja Arka mempunyai ayah karena Ayah Arka bukan Isa. Arķa manusia biasa hanya saja Ayah Arka saat ini tidak tinggal bersama Arka dan saudara-saudaranya.

Mama dan Ayahnya sudah bercerai beberapa tahun yang lampau.

Saat itu Arka bahkan tidak mengerti perceraian itu apa, yang Arka tahu adalah Arka ingin sekali melihat Mama dan Ayahnya bisa duduk bersama, makan bersama, jalan-jalan bersama

Andai pun ada kalimat-kalimat dan kata-kata kasar yang terlontar, Arka hanya akan menyangka bahwa itu adalah bagian dari rasa sayang bukan benar-benar sebuah kemarahan.

Hingga kemudian waktu berjalan, Arka menemukan sebuah kenyataan saat dia mulai besar, dia mengetahui bahwa Mama dan Ayahnya telah bercerai. Mereka bercerai, divorce kata orang Inggris. Arka sendiri saat itu tidak mengetahui perceraian itu apa, yang pasti yang Arka ketahui adalah Mamanya berada di rumahnya dan Ayahnya juga berada di rumah yang lain.

Kadang-kadang Mama membawa Arka untuk datang ke tempat saudara-saudara ayahnya.

Arka hanya ikut saja seperti juga yang dilakukan oleh kakaknya yang lain. Berjabatan tangan, tersenyum, bercerita, sama sekali tidak ada dendam. Sama sekali juga tidak ada pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari dalam diri Arka. Semuanya berjalan biasa-biasa saja dan baik-baik saja. Meskipun ada di antara hati cerita tentang luka, cerita tentang sentakan, cerita tentang hinaan, cerita tentang kalimat kasar yang sempat terekam, tetap saja akan mengikuti apapun yang diperintahkan oleh sang Mama.

Hari ini, Mama meminta kepada semua putranya untuk membersihkan rumah karena akan ada tamu datang.

Tamu siapa sih?

Istimewanya apa?

Kenapa Mama sampai sesibuk ini?.

Mama sampai menyempatkan diri untuk memasang wallpaper di dinding agar dinding dinding yang terlihat sedikit kotor itu tidak nampak lagi hari ini. Mama menyiapkan berbagai macam hidangan juga minuman yang ditata di dalam lemari pendingin. Arka tidak mengerti siapa sebenarnya tamu yang akan datang ke rumahnya, yang Arka tahu Mama bilang, "Kalian harus bangun lebih awal dan bantu Mama untuk membersihkan rumah ini," sudah Mama sampaikan sejak kemarin. Itu sebabnya Arka jadi ingin tahu siapa sebenarnya tamu yang akan datang ke rumahnya.

"Arka, Alif, Afan cepat ke sini! Ini kaos baru kalian. Kalian gunakan nanti ya kalau tamunya mau datang supaya kalian tidak terlihat kumal."

Mereka bertiga lantas mendekati Mama kemudian mengambil kaos yang diberikan oleh Mama dan mencobanya. Mereka beraksi, berputar-putar di depan sang Mama sambil mengucapkan salam dan celoteh yang sebenarnya tidak perlu diucapkan tetapi tetap saja gaya kekanak-kanakan mereka muncul ketika Mama memanjakan mereka.

"Memangnya tamu yang akan datang itu siapa, Ma?"

"Teman Mama. Dia orang baik. Dia selama ini seringkali membantu Mama, jadi Mama ingin ketika nanti dia datang kalian sudah siap. Kalian tetap jadi anak yang baik ya, supaya Mama tidak malu kepada

beliau."

"Memangnya, orangnya sebaik apa Mama? Sampai Mama harus membuat sebuah persiapan yang sangat luar biasa seperti ini. Seperti mau menyambut kedatangan Presiden saja."

"Alif, teman Mama itu melebihi dari Presiden, kalau Presiden itu hanya memimpin negara yang kebaikannya dirasakan oleh banyak orang tetapi teman Mama yang satu ini kebaikannya benar-benar Mama rasakan."

"Kebaikannya juga sampai kepada kalian."

"Itu sebabnya Mama ingin kalian menghargainya seperti juga beliau telah menghargai kita."

"Iya deh iya, cuman Alif itu hanya ingin tahu sebenarnya kepentingannya apa beliau datang kemari Ma? Apa beliau hanya sekedar untuk bersilaturahmi saja atau mungkin ada sesuatu yang lain?"

"Mas Alif benar, Ma. Kita kan harus tahu siapa sebenarnya yang akan datang laki-laki atau perempuan. Wujudnya seperti apa? Kepentingannya bagaimana? Karena selama ini yang kami tahu Mama tidak memiliki teman khusus. Teman-teman Mama jauh di luar sana. Apalagi sudah hampir 2 tahun ini Mama justru tidak pernah berinteraksi dengan teman-teman Mama yang banyak itu. Mama lebih banyak bekerja dari dalam rumah. Dan jika tiba-tiba ada seseorang yang datang ke rumah ini lalu kemudian Mama mempersiapkan semuanya seperti hari ini, apakah salah bila kemudian kami bertanya Ma?"

"Tidak salah anak-anakku yang cakep. Kalian benar. Pertanyaan kalian pasti akan Mama jawab."

"Tamu yang akan datang itu adalah seorang pengusaha terkenal. Namanya sudah ada di mana-mana, dia sudah jadi pengusaha sejak sangat lama. Beliau adalah orang yang sangat baik selama ini. Saat Mama kekurangan, beliau selalu membantu Mama untuk menafkahi kalian. Itu sebabnya saat ini ketika beliau memiliki kesempatan ingin datang ke rumah ini maka Mama ingin kalian untuk menyambut beliau dengan baik. Setidaknya itu adalah bagian dari rasa syukur kita atas bantuan yang sudah beliau berikan selama ini."

Arka, Alif juga Affan menganggukkan kepalanya tanda mengerti. Mereka sepertinya berusaha memaklumi apa yang diinginkan oleh Mamanya. Mereka kemudian paham bahwa yang akan datang ke rumahnya adalah laki-laki yang selama ini membantu Mama. Hanya itu, ya cuma seperti itu yang mereka pahami lain tidak.