Chereads / "YAH" / Chapter 6 - INI TENTANG LUKA

Chapter 6 - INI TENTANG LUKA

Arka berusaha melanjutkan tidurnya di sampingnya ada Azura mamanya dan juga sang kakak yang sangat baik hati malam ini mereka tidur di kamar yang sama.

Arka berusaha memejamkan matanya karena sebenarnya dia sangat lelah dan ingin tidur namun entah mengapa dia justru tidak mampu untuk memejamkan matanya dan benar-benar tidur alhasil dia hanya pura-pura terpejam.

Arka tidak ingin tampak masih membuka matanya karena hal itu akan membuat Azura memberikan banyak sekali pertanyaan kepadanya nanti dan Arka tidak ingin itu.

Arka tidak ingin membuat permasalahan yang baru pada diri Azura karena menurutnya selama ini mamanya telah banyak memiliki permasalahan itulah mengapa Arka ingin menjadi anak yang baik dengan tidak memberikan beban kepada mamanya itu.

Arka juga tidak tahu kenapa pikirannya mendadak menjadi kacau, dia seperti berada di sebuah ruangan tanpa pintu dan tanpa jendela hal itu membuat dadanya menjadi sesak dan nafasnya menjadi tidak beraturan saat ini semuanya terasa sulit baginya.

Arka berusaha mencari masalah terbesar dari kesulitannya hari ini.

Mungkin hal ini terjadi karena kedatangan Ashraf dalam dunianya.

Mungkin Arka belum siap menerima orang baru dalam kehidupannya terlebih tentang hadirnya seorang ayah baru karena baginya selama ini kata ayah adalah bayangan kekelaman dan juga kegelapan.

Kehadiran Ashraf memang memberikan angin segar buat kehidupan Arka bersama keluarganya tapi di dalam hatinya sendiri bergejolak khawatir andemi khawatir an itu muncul Arka merasa ketakutan jika kemudian Ashraf juga melakukan keburukan yang sama seperti ayahnya.

Sebelum bersama dengan Ashraf Azura pernah menikah dengan laki-laki yang dipanggil Ayah oleh Arka.

Laki-laki yang sebenarnya bukan Ayah kandungnya, laki-laki itu tidak baik, dia memperlakukan Azura tidak seperti memperlakukan seorang perempuan yang layaknya menjadi ratu dalam sebuah rumah tangga dan laki-laki itu juga memperlakukan Arka juga kakaknya bukan seperti layaknya seorang anak.

Arka menikmati semua itu dari hari ke hari hingga kemudian Azura memilih bercerai dengan laki-laki tersebut.

Ketika perceraian itu terjadi Azura tampak menitikkan air mata tanpa pernah Azura ketahui bahwa harga sebenarnya sangat bahagia melihat Azura bercerai dengan laki-laki itu.

Sejak hari itu laki-laki tersebut tidak pernah datang lagi ke rumah Azura, tidak pernah lagi bertemu dengan Arka dan kakaknya.

Yang artinya sejak hari itu juga kehidupan Arka dan kakaknya menjadi bahagia tenang tanpa perintah dari siapapun.

Arka masih dengan posisi tidurnya dia menghadap ke dinding tapi matanya masih terbuka dia sengaja membelakangi Azura dan juga kakaknya yang tidur bersama dengan dirinya dalam satu kamar saat ini.

Sebenarnya Arka tidak masalah Azura menikah dengan laki-laki manapun.

Sebenarnya juga Arka tidak masalah dengan kehadiran Ashraf saat ini.

Ini bukan tentang siapa laki-lakinya yang datang tapi ini tentang luka.

Luka yang dipaksa sembuh oleh keadaan padahal sejatinya dia belum benar-benar sembuh.

Kulit lukanya mungkin mengering tetapi di dalamnya masih basah dan terasa rasa sakitnya.

Terkadang Arka berpikir bahwa inilah yang dinamakan trauma sebuah masa di mana dia sulit bangkit dari luka yang terjadi pada masa lalunya.

Hingga adzan subuh berkumandang Arka masih belum juga dapat memejamkan matanya Arka mendengar Azura sudah bangun mamanya memang selalu bangun pagi kemudian memasak dan menyiapkan semua kebutuhan Arka dan juga kakaknya mamanya seolah tidak pernah lelah menyiapkan kebutuhan anak-anaknya.

Usai itu suara lembut sang Mama tiba-tiba berubah menjadi suara nyaring seperti suara terompet pada malam tahun baru ketika dia membangunkan anak-anaknya untuk berjamaah subuh di musala samping rumah.

Arka terbangun dia bermalas-malasan rasanya tubuhnya letih sekali semalaman dia tidak bisa tidur dan sang Mama tidak mengetahui itu.

Arka menuju kamar mandi mengambil wudhu kemudian berangkat untuk salat dia berjalan berdampingan dengan sang kakak.

Usai salat sang kakak terlebih dahulu pulang begitu memang kebiasaan kakaknya, datang terlambat dan pulang lebih cepat.

Arka duduk termangu di musala itu dia memanjatkan banyak sekali doa salah satu doa terhebat yang dia panjatkan saat ini adalah meminta Tuhan untuk menyembuhkan lukanya agar dia bisa menerima kehadiran laki-laki baru dalam kehidupan mamanya Arka memahami bahwa mamanya membutuhkan seorang teman dalam kehidupannya dan dirinya juga membutuhkan sosok Ayah di rumahnya tetapi untuk mencari ayah yang benar-benar baik hal itu memang tidak mudah semua orang memiliki caranya sendiri-sendiri dan itulah yang sampai saat ini menjadi resah di dalam hati Arka.

Arka juga tidak tahu mengapa keresahan itu terus datang berulang-ulang apakah karena dia terlalu sering disakiti sehingga resah itu muncul ataukah karena memang imannya yang terlalu lemah Arka tidak tahu dia bingung sendiri.

Subuh ini Arka menangis terisak-isak di ujung musala dia ingin menumpahkan semua kekesalan yang ada di dalam hatinya dia ingin bangkit dari semua rasa tidak nyaman yang saat ini menyerang dirinya.

Posisinya saat ini memang sangat sulit ketika dia dilahirkan dan di besarkan yang dia tahu adalah laki-laki yang menikahi mamanya sebagai ayah sehingga kekejaman yang dilakukan oleh laki-laki tersebut selalu Arka maafkan karena Arka menganggap bahwa dia sejatinya adalah Ayah kandungnya hingga kemudian usai peristiwa itu terjadi di Arka mengetahui bahwa ternyata laki-laki itu bukan Ayah kandungnya dan kekejaman yang dilakukan oleh laki-laki itu sekecil apapun menjadi luka di hati Arka.

Arka kecil tidak dapat memaafkan kesalahan yang dilakukan oleh ayah tirinya hal itu terus menerus berlangsung sampai dia dewasa Arka kecil juga tidak pernah bercerita kepada siapapun tentang luka itu dan saat sang Mama bercerai luka itu ternyata masih ada.

Arka kecil berpikir bahwa sang Mama akan hidup bersama dirinya juga kakaknya saja tanpa menghadirkan laki-laki lain dalam rumahnya hingga kemudian hari demi hari membuat Arka menjadi dewasa dan memaksa dirinya untuk mengerti sebuah keadaan.

Sampai kemudian Asraf hadir laki-laki kaya yang baik dan ceria itu muncul di dalam rumahnya.

Arka ingin sekali bersahabat dengan keadaan dan menerima kedatangan laki-laki tersebut tapi sayang semuanya begitu susah sekali.

Keinginannya untuk melupakan masa lalunya justru hadir lagi saat ini, saat di mana Ashraf muncul.

Di depan mamanya dan juga di depan Ashraf Arka bisa saja tampak baik-baik saja tapi gejolak didalam hatinya tidak bisa ditenangkan seperti ombak yang tiba-tiba saja datang dari kecil menjadi besar, mengecil lagi dan membesar lagi terus-menerus seperti itu.

Ketakutan demi ketakutan terus-menerus saja terjadi ketakutan yang ada dalam dirinya dan tidak pernah bisa Arka selesaikan.

Sekali lagi ini tentang luka memang, luka yang belum benar-benar sembuh tapi dipaksakan untuk sembuh hasilnya justru membuat diri merasa tidak nyaman.

Arka mengusap wajahnya dengan sepuluh jemarinya, dia mengusap matanya agar airmata itu tak tampak dia tidak ingin mamanya menjadi gelisah ketika mengetahui bahwa dia menangis.

Arka sudah memanjatkan banyak doa kepada Tuhan salah satunya adalah meminta Tuhan membantunya untuk menyembuhkan luka yang ada di dalam hatinya dan Arka percaya Tuhan pasti akan menyelesaikan semuanya.