Hari sudah senja. Jingganya langit mulai tampak dengan sangat indah. Yos masih di taman belakang. Sendirian. Menatap langit.
"Ini anak bisa gila kalau dibiarin lama-lama," ujar Yasmin saat berlalu melihat tingkah adiknya kali ini. Sudah hampir seharian adiknya seeperti itu. bahkan, dia tidak melihat adiknya menyentuh makanan.
Yasmin berlalu menyiapkan roti tawar dengan selai kacang cokelat dua porsi dan membawakan teh hangat rasa jasmin. "Nih, makan."
"Hai, Kak." Yos menyapa datar. Kosong dan sendu. Matanya menatap hal yang sama sekali tidak pernah Yasmin lihat. Entah karena dia yang sudah beranjak dewasa. Ataukah keadaan yang memaksanya berpikir dewasa. Yasmin sendiri tidak tahu.
Sementara Yasmin mulai menyeruput teh hangat yang menyegarkan. Yos kembali dengan aktivitasnya sebelumnya—menatap langit dengan kosong.
"Lo ngapain sih dari tadi? Lo kalau kayak gini terus, gue bawain ke psikiater, loh."
"Enggak apa-apa, Kak."