Sementara di belahan bumi lain, Raffael tengah menikmati liburannya bersaman dengan putri semata wayangnya.
Sejak menginjakkan kaki di negeri ginseng tersebut kabut kesedihan yang sering menggantung di wajah Nayla perlahan pudar berganti kembali dengan senyum ceria miliknya yang sudah lama hilang. Ternyata saran dari ibuny mengajak Nayla berlibur ada benarnya.
Mungkin juga putrinya terlalu larut dalam kesedihan karena tidak adanya Adelia di sekolah, Raffael berharap jika senyum yang terlukis di bibir putrinya kini kelak tidak akan luntur apalagi sampai hilang.
"Ayah, lihat!" Nayla menunjuk ke arah langit di mana banyak sekali taburan bintang yang menghias langit malam.
"Cantik, seperti Nayla." Raffael mengusap surai hitam milik putrinya itu.
"Ayah, orang sering bilang jika kita melihat bintang jatuh dan membuat permintaan maka permintaan kita akan terkabul, tapi sejak beberapa hari Nayla di sini Nayla belum melihat bintang jatuh, jadi Nayla belum membuat permohonan."