Marissa berdecak kesal, sejak tadi panggilannya tidak diangkat oleh Nathan membuatnya kesal. Dia ingin melemparkan semua barang yang ada di kamarnya.
Wanita hamil itu terus saja berjalan mondar mandir seperti setrikaan sambil sesekali menggigit kuku jarinya.
"Angkat teleponnya Nathan!" geram Marissa mencoba peruntungan terakhirnya, jika kali ini teleponnya tidak diangkat lagi oleh Nathan maka dia akan melemparkan ponselnya.
Nathan baru saja turun dari mobil dan mengantarkan istrinya ke kamar, dia merasakan kembali ponselnya bergetar yang lama kelamaan membuatnya muak.
"Sayang, duluan ya! Aku terima telepon dulu," pinta Nathan ketika mereka sudah sampai di depan pintu.
Adelia mengangguk kecil lalu masuk dalam kamar, sementara Nathan benar-benar kesal karena yang meneleponnya sejak tadi adalah Marissa.
"Apa!?" bentak Nathan begitu teleponnya terhubung membuat Marissa yang ada di seberang telepon berjingkat kaget.