Di sebuah desa ada seorang gadis cantik bernama "Ardila" saat ini sedang duduk di bangku sekolah menengah kejuruan. tidak terasa sudah duduk di bangku kelas sebelas. tiba - tiba datanglah seekor burung kaka tua yang hinggap di jemari tangannya.
Burung kakak tua itu dibuka dan dibaca ternyata, burung itu berbicara " aku ingin hinggap disela - sela waktu istirahatmu". Ardila sambil senyum bahagia menggerakkan jemari tangannya membalas suara burung kakak tua itu "aku bersedia dihinggapi asal tidak mencakar tubuhku".
Dengan balasan mesra dan ayu terkirimlah balasan ardila dan burung kakak tua itu menjadi bahagia pula atas diterimanya untuk hinggap.
Beberapa hari kemudian, burung kakak tua itu berbagi kata dan suara mesranya melalui via sms dan chatingan hingga larut malam.
Tidak terasa waktu terus membawanya hingga jam tiga dini hari sehingga pada jam sekolah ardila mengantuk ketika pembelajaran berlangsung. mataku tiada tertahankan saat belajar matematika karena menghabiskan malamku untuk bercinta dengan burung kakak tua itu. sungguh membuatku tidak betah di kelas dan ibu guru menyuruhku untuk keluar ambil air wudhu.
Setelah keluar dari kelas maka tiba - tiba handphon bergetar tanda panggilan masuk. Aku ke kamar kecil dan kucoba angkat ternyata panggilan dari seorang yang kucintai.
Tidak terasa tiga puluh menit berbincang dengannya sampai pelajaran matematika berakhir. Ardila tidak terasa suaranya keras dan bahagia saat di telpon oleh burung kakak tua itu ( Ahyuna).
Tiba - tiba ibu guru matematika berjalan menuju ruang guru dan ketangkap basah bahwa ardila lama di kamar mandi karena asyik telponan. Melihat tingkahnya maka, ardila langsung dibawa ke kantor.
Hari itu ardila bertemu dengan waka bagian kesiswaan (Riyanti), dengan tegas dikatakan apa yg terjadi pada ardila? " Ujar Waka". Saya ditemukan sedang telponan dengan seorang sahabat dekatku di tembeng. Oohhhh cuman itu salahmu? Ya bu guru.
Ardila berani berbohong pada guru bagian kesiswaan untuk menutupi kesalahan yang di lakukan saat pembelajaran matematika. Setelah mendapat bimbingan dari guru maka ardila diperkenankan masuk ke kelas untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Merasa puas, dan lega hati "ardila", karena tidak ditanya secara detail tentang lawan bicaranya di kamar kecil itu sungguh nasib buruk menimpa ardila pada hari itu.
Ketika ardila berjalan dengan pelan tidak terlihat olehnya, ada mesin air samping terali membuat ia tersandung. Kemudian Hp yg di pegangnya jatuh dan dipungut oleh ibu waka. Dari situ ibu waka merasa curiga pada ardila sehingga, rambut ardila dibelai dan diajak ke ruang aula untuk dimintai keterangan.
Melihat ekor mata ardila tidak fokus pada ucapan/rayuan ibu gurunya, semakin bertambah kecurigaan ibu tentang dia. Menurut pirasat bu waka, pasti ada sesuatu pada Ardila, gumam ibu waka.
"Ardila", sebenarnya apa yang terjadi padamu, nak ? Mohon ceritakan ibu. Begini bu guru, tadi yang nelpon saya adalah pacarku " Yuhan", karena dialah sehingga aku tertawa kemudian diketahui oleh ibu guru matematika.
Mendengar kejujurannya maka, ibu waka ikut berbahagia. Emangnya Ardila beneran nih pacaran, ya bu guru sahutnya. Baik, silahkan tetapi ibu pesan jangan aktifkan handphon ketika sedang pembelajaran. Ya bu, sahut " ardila", janji tidak akan mengulangi lagi.
Dua hari setelah berjanji dengan ibu guru, Ardila mendapat telepon lagi. waktu itu sekitar pukul sepuluh kosong - kosong. tidak sadar Ardila menghela nafas besar dan di dengar oleh teman di sampingnya.
kemudian temannya merasa tersinggung, emang kamu benci saya, ya? sahut temannya "Nida". sejak hari itu hubungan Ardila dengan Nida tak seerat dulu .
semuanya kini berubah setelah menjalin hubungan cintanya dengan Yuhan. sebelum mengenal cinta, Ardila gadis desa asal pengadangan itu hidup sederhana, pendiam dan tidak suka membuat onar di kelasnya.
Ternyata masa akan berubah juga setelah mengenal lebih dekat tentang indahnya cinta bersama Yuhan. Hariku bagai hidup di taman syurga penuh dengan fotamorgana. tidak ada yang indah kecuali saat bercinta di sekolah.
sejak itulah ardila semakin terbawa dalam dunia kedewasaan untuk memilih dan memilah siapa yang pantas untuk menjadi miliknya. Dengan Yuhana kayaknya cocok dijadikan pendamping selama bersekolah disini,ujar ardila.
Kata - kata yang keluar dari lidah tak bertulang itu didengar oleh teman karibnya di cos ( Tania). Ar...., aku ingin seperti kamu punya banyak sahabat namun aku bertanya, boleh?. kata tania.
Memang berkesan bagimu "Ar" jika punya banyak oacar di sekolah? sembari berkata, oh tentu dengan banyak kita punya pacar rasanya dunia milik kita.
setelah ardila mampu menggoda temannya maka dia semakin kepedean untuk bertindak di kelas karena sudah ada teman yang bisa di bullying.
Perhatian dan keelokan ardila memukau hati Yuhan untuk semakin dekat dengannya. terpancar harapan kepastian dari Yuhan pada Ardila dalam menuai cinta kasihnya.
pertemuan indah yang tak di sengaja menghantar kehangatan membina cinta. cinta akan mengajar dan membawaku lebih dewasa serta menemukan seorang laki - laki penyabar seperti Yuhan.
Ardila tersenyum simpuh membina keasyikan cinta yang sedang terbina bersama Yuhan.tak terasa ardila sudah membina hubungan sudah hampir lima bulan.
Tepat tanggal tiga belas desember dua ribu dua puluh dua satu sekitar pukul sembilan belas lebih, Yuhan mengetuk pintu kamar ardila. di dalam kamar tersebut cuman ada salah seorang temannya bernama santri sedang mengerjakan tugas prakarya. karena kebiasaan jika ada yang mengetuk pintu di kamar ardila, aku yakin bahwa ada tamu agung yang ingin bertemu dengan tuan rumah tempat ardila ngekos. pada kenyataannya " yuhan" yang tiba - tiba datang mencari ardila dan di jawab oleh santri bahwa dia sedang di kamar mandi.
Tidak lama kemudian ardila keluar dari kamar mandi sehingga bertemu dengan yuhan. pada malam itu yuhan membawa sebungkus bakso panas. memang ardila yang pesan bakso untuk dibawakan ke kos kontrakannya. tidak lama setelah diambilnya bakso itu maka, yuhan pergi meninggalkan ardila sambil memegang hp tolalit dan menghidupkan sepeda motor.
seorang gadis cantik asal pengadangan ini benar - benar pandai memilih teman setia untuk menghilangkan kegalauan. saat ini ardila memberikan setumpuk harapan pada yuhan walaupun yang sebenarnya di hati ardila mencintai yuhan sekedar menjadi pelipur lara.
lewat pintu kamar, ardila memanggil ayah dan menawarkan makan bakso yang sudah di pesan itu. silahkan nak,...ujar sang ayah pada ardila, makan sudah karena sebentar lagi ayah makan beberok timun bersama teman - temanmu.
Kembalilah ardila ke kamar untuk melanjutkan makan malam dengan semangkok bakso, buah tangan dari Yuhan. adapun teman - temannya masih sibuk bikin beberok persiapan makan malam dan ardila sendiri asyik menikmati bakso pesanannya malam itu.
Angin serta petir tiba - tiba menyambar "Yuhan" saat duduk di kamar. angin dan petir itu adalah " cukuplah hubungan kita sampai disini" karena aku tak pantas untukmu.