Disebuah rumah tempat anak – anak ngekos, kini mulai terasa sepi tanpa ada tari – tarian kecil dari anak kos.
Rumah tersebut adalah milik seorang pemangku kebijakan di suatu lembaga yang ada di ponpes yayasan maraqitta'limat nusa tenggara barat.
Setiap siswa yang bersekolah di SMK Kesehatan Hamzar berusaha di kos kan di rumahnya demi kesuksesan siswa tersebut.
Hampir tiga tahun berjalan, para siswa betah tinggal bersama beliau dan menjadikan siswa tersebut sebagai anak kandung sendiri.
Banyak batu terjal dalam perjuangan menuju kesuksesan seseorang akan tepai, bagi pemangku tetaplah berjalan tenang serta tidak peduli adanya tantangan tersebut, baik yang datang dari dalam maupun dari luar.
Sangat dibutuhkan kemampuan seseorang dalam mengelola sebuah lembaga seperti "Marsukin MR,S.Pd".
Sejak tahun berdirinya SMK Kesehatan Hamzar MT Pringgabaya, beliau dipercayakan menjadi wakil kepala sekolah. Seiring dengan perjalanan waktu maka pada tahun dua ribu lima belas hingga sekarang beliau menjadi kepala sekolah yang di tunjuk secara langsung oleh pimpinan yayasan yaitu DR.TGH.Hazmi Hamzar,SH.,MH.,CIL.
Tidak ada sebuah kesuksesan tanpa pengorbanan dan tantangan bagi setiap pemimpin karena ia bagaikan pohon besar yang mampu berdiri tegak.
Rumput tumbuh subur karena dirawat oleh si pemiliknya begitu pula dalam perjalan SMK Kesehatan Hamzar ini tumbuh dan berkembang karena dijaga dan ditata oleh pemangku yaitu"H.Marsukin MR, S.Pd".
Setiap gerakan yang dilakukannya, petir selalu menyambar namun, karena ketabahan dan keikhlasan beliau, semua alloh hindari dan membuahkan hasil yang diharapkan oleh ketua dewan Pembina yayasan.
Contohnya, ketika kepala sekolah menampung siswa SMK di rumahnya, banyak gulungan ombak yang ingin menghantam niat baiknya. Terlihat pada banyaknya siswa yang ngekos dan spekulasi beliau membuat khusus kos untuk anak – anak smk.
Alhasil, beliau mampu menunjukkan keberhasilannya melalui ditampungnya para siswa smk dan menghantarkan mereka ke perguruan tinggi yang ada di lembaga Yayasan Maraqitta'limat yaitu dengan memasukkan siswa yang tamat di SMK untuk melanjutkan ke STIKes Hamzar Lombok Timur NTB.
Para siswa yang di kos kan di rumahnya selalu mendapat bimbingan pelajaran tambahan, disamping itu pula membimbing siswa dalam membaca alquran setiap malamnya.
Hal itu dilakukannya demi menambah wawasan serta pemahaman siswa dalam mengaji agar ketika mereka tamat dan kembali kumpul bersama keluarga, mereka bisa mengajar adik – adiknya.
Sungguh beliau menanamkan rasa betah tinggal bersamanya dengan metode "SIMAK" (Silaturrahmi, Inten, Managemen, Agama, Kuat) dengan metode itu akan sangat membantu beliau apalagi bisa di implementasikan pada setiap lembaga pendidikan baik formal maupun non formal.
Sudah beberapa tahun, beliau sangat terbantu menggunakan metode tersebut dengan pembuktian, ketika siswa yang tinggal bersamanya, pasti nyaman, dan sulit untuk saling melupakan.
Siswa yang sudah tamat di SMK dan akan kembali bersama keluarganya, siswa tersebut hampir lebih menanamkan kasih sayang pada beliau seperti, Irmani, dkk.
"Irmani dkk", pada tahun ini akan meninggalkannya karena sudah menamatkan sekolahnya di SMK Kesehatan Hamzar.
Satu minggu sebelum kepulangannya dari tembeng, "Irma" selalu dihantui rasa sepi dan takut akan perpisahan. Yang terngiang dalam pikirannya adalah ketika makan siang dan malam, beliau pasti menunggu kehadiran kami semua baru dimulai.
Dengan cara seperti itu akan lebih mendekatkan ikatan silaturahim yang sulit terlupakan pada mereka walaupun anak kos yang hanya tiga tahun bersekolah. Air mata "Irma,dkk" terus saja membasahi pipi dan mengairi tempat sujudnya.
Mataku merah bukan karena sakit melainkan, seringnya mengeluarkan tangisan malam hingga mengantar lelap tidurku,sahut "Irma,dkk". Ibarat ditinggalkan oleh seorang yang kucintai untuk selama – lamanya, itulah perasaan Irma saat ini.
Intennya persaudaraan dalam setiap pertemuan di kos, membuat mereka semakin betah dan berat untuk meninggalkan sang ayah dan ibu angkatnya.
Apalagi mereka di kumpulkan bersama anak kandung sendiri dan di depan mereka beliau katakan bahwa kalian tak akan aku bedakan, kalian ini satu pioner yang bersedia tumbuh bersama kami. Dengan cara memenej itulah maka setiap siswa yang tinggal di rumah beliau jika pulang tak akan betah kumpul dengan keluarga. Mereka selalu ingin hadir bersama ayah angkatnya walaupun makan dengan lauk pauk yang cukup sederhana tetapi yang mereka butuhkan adalah tuntunan kasih sayang yang sulit menghilang.
Kemampuan sang ayah menjadi sebuah ingatan yang berkepanjangan serta menguraikan segala bentuk kata dalam sebuah persahabatan kekeluargaan.
Indahnya ikatan yang beliau tanamkan pada anak – anak kos kini menjadi sebuah tirai keceriaan "Irma,dkk", sehingga terbingkai seuntai mutiara "Setinggi tingginya gunung jika bersama ayah pasti akan bisa di daki, dan seluas – luasnya samudera jika dengan ayah pasti bisa di seberangi".
Pembinaan beliau dalam bingkai kekeluargaan sungguh menyayat hati akan terlukis dalam benak "Irma dkk".