Lee
Dua minggu terakhir, aku menyibukkan diri dengan bekerja di restoran. Ini membantu hari-hari berlalu lebih cepat.
Tapi malam tetap panjang.
Aku menyalakan lilin yang diberikan Leona kepadaku, dan seperti malam-malam sebelumnya, aku mundur tiga langkah, lalu berlutut. Menurunkan kepalaku ke lantai, aku memejamkan mata saat hatiku menangis, sementara aku menunjukkan rasa hormat pada ibuku.
Eomma, aku merindukanmu.
Ada ketukan di pintu dan menegakkan tubuh, Aku meniup lilin.
Aku berjalan ke pintu, dan ketika aku membukanya, aku melihat wajah sabar Laky. Mau tak mau aku bertanya-tanya berapa lama dia akan tetap sabar denganku sebelum dia menyerah.
Lalu dia tersenyum padaku, dan aku menghukum diriku sendiri karena meragukannya padahal dia tidak pernah memberiku alasan untuk itu.
Aku bergerak ke samping agar dia bisa masuk, dan aku mencium aromanya saat dia berjalan di sampingku.
