Ya Tuhan. Mereka memiliki saya di dalam kotak.
Dadaku mulai sesak, dan semakin sulit bernapas. Kulit saya berkeringat dingin, dan tubuh saya mulai bergetar lebih keras.
Aku tidak ingin mati seperti ini.
Tuhan tolong saya. Aku akan melakukan apapun yang kamu mau. Tolong bantu aku.
Air mata panas tumpah di pipiku, tapi aku terlalu takut untuk menghapusnya.
Pria yang berdiri di dekat pintu yang terbuka hanya menatapku tidak bergerak, dan itu membuatku takut. Saat mata saya lebih menyesuaikan diri dengan cahaya, fiturnya menjadi lebih jelas sampai saya bisa melihat janggut kasar dan rambut shaggy, salt and pepper. Dia lebih besar dari rata-rata pria. Tinggi dan lebar, dengan perut yang memberi tahu saya bahwa dia menjalani kehidupan yang nyaman.
Butuh beberapa saat, tetapi kemudian pengakuan muncul, dan gelombang kelegaan menyapu saya.
Terima kasih Tuhan.
"Tn. Tredoux?" Aku serak, dan kemudian air mata datang.
