Seketika keterampilan negosiasi Aku keluar untuk bermain. "Oke, tapi aku ingin kau di kamarku."
Dia mengangkat alis ke arahku. "Tapi tidak ada hubungan intim sampai Aku mengatakan Aku siap."
Dengan enggan, Aku bergumam, "Ini kesepakatan."
Tawa menggelembung di bibirnya, lalu dia memberiku tatapan memperingatkan, "Jika kamu menarik kontrak untuk aku tanda tangani, aku akan menamparmu dengan itu."
"Tidak ada kontrak." Aku mulai menundukkan kepalaku. "Kata-katamu sudah cukup bagiku."
"Bagus," gumamnya, matanya menunduk ke mulutku.
"Ucapkan kata-katanya," tuntutku, dorongan untuk menciumnya menjadi luar biasa.
"Yang mana?" nafasnya berhembus di bibirku.
"Kamu milikku."
Dia mengangkat tangannya, meletakkannya di dadaku. "Aku milikmu."
Mulutku meremukkan mulutnya , perlu merasakan janji kata-katanya. Perlu untuk mencicipinya.
Tubuhku mendorong tubuhnya ke belakang sampai dia menempel ke dinding, kendali diriku menyelinap melalui jari-jariku dengan kecepatan cahaya.
