Aku merasa kasian melihat perjuangan yang di miliki oleh kekasihku—Yosan. Padahal, Mamah sudah jelas-jelas, menolak Yosan sebagai menantunya. Namun, Yosan tak pantang menyerah. Dirinya terus saja menyambangi kantor Mamah. Padahal, aku sudah melarang Yosan untuk melakukan hal itu.
"Sayang, udahlah! Kamu jangan kaya begitu. Jangan kamu datang ke kantor Mamah ya. Jangan datang ke rumah Mamah. Please ..."
Yosan mendapatkan alamat kantor Mamah, serta nomor telepon Mamah dari Vero. Padahal, aku sudah mengabaikan Yosan saat dirinya meminta nomor telepon Mamah.
"Pokonya, aku gak bakalan nyerah sayang. Aku bakalan terus mempertahankan hubungan kita. Aku mau, kita berjodoh," ucap Yosan.
Sudah aku bilang kepada Yosan, untuk berbohong. Yosan tidak suka dengan ideku. Katanya, itu membohongi orang tua.
"Sayang, aku ada sih, ide, supaya Mamah, mau restuin hubungan kita."
"Ide apa?" tanya Yosan.
"Gimana, kalau aku, pura-pura hamil aja?" tanyaku.