Sudah dari lama, Mamah mengajakku untuk pergi ke salon. Tak memiliki prasangka yang buruk, aku menyetujui akan hal iti. Berharap jika hubungan aku dan Mamah bisa berubah menjadi lebih baik lagi.
"Jadi kan, besok?" Mamah selalu bertanya. Hingga, aku bosan untuk mendengarnya.
"Bangun, Siva!" kata Mamah saat kami akan pergi ke salon. Kumelihat ke arah jam dinding. Namun, hari masih sangat lagi.
"Tapi, Mah, ini masih pagi banget!" ucapku.
"Gak papa, siap-siap aja dulu!" kata Mamah. Aku pun, menurut. Dan, pergi untuk mandi.
Beberapa menit kemudian, setelah aku selesai mandi, Mamah mengajak untuk cepat-cepat berangkat. Aku mengatakan kepada Mamah bahwa kemungkinan, salonnya, masih tutup, "Mah, salonnya masih nutup kalau jam segini."
Namun, Mamah dengan kekeh mengatakan, "Gak papa, kita tungguin aja di sana."
Aku dan Mamah pun, segera pergi ke salon. Dalam perjalanan menuju ke salon, aku mengatakan kepada Mamah, "Ngapain sih, Mamah harus ke salon, kan, usaha cantik."
