Hari semakin gelap. Kembar sepertinya terlalu lelah karena seharian ini mereka berdua bermain bersama Winda. Jika sebelum koma Winda hanya memperhatikan Seno dan anaknya bermain, maka kini Winda ikut bermain dan bersenang-senang bersama mereka.
Winda seperti tidak memiliki rasa lelah. Dia justru terlihat aktif dan sangat bahagia. Apalagi ketika kembar memeluk Winda dan tersenyum padanya, padahal Winda sama sekali tidak mengingat bagaimana proses ketika melahirkan mereka. Tapi, naluri seorang ibu tetap berkerja, Winda yakin bila dia memang ibu kembar.
Winda mengusap pelan rambut Abraham dan Kela. Baru dua hari ini dia bertemu dengan kesayangannya, tapi rasanya dia sudah lama sekali mengenal mereka. Winda mengecup pipi kembar sesekali dan merasa sedih secara tiba-tiba.
"Sayang." Panggil Seno yang ikut duduk di tempat tidur, bersandar dengan headboard tempat tidur.
"Kenapa Kela gak dipanggil Arkela? Biar sama kaya Abraham?" Winda bertanya.