"Kamu kenapa, sayang? Aku di telfon sama Bik Ijah katanya kamu sakit. Beneran? Kok tadi kamu gak ada bilang apa-apa pas kita video call? Pantesan tadi aku liat muka kamu pucet banget." Cerewetnya Seno mulai keluar. Pria itu duduk di samping Winda sedangkan sang anak sudah tertidur di ranjang mereka. Tentu saja kembar tidur sangat usil dan memakan banyak tempat.
"Duh, Bik Ijah Cepu banget deh. Aku tu gak papa. Cuma bawaannya pengen makan mulu. Kalau gak makan badan langsung lemes. Masalahnya maunya makan berat terus. Tadi siang aku udah makan nasi goreng daging. Terus barusan aku makan kebab. Nah ini aku malah pengen makan nasi Padang, sayang." Ucap Winda yang langsung memeluk suaminya.
"Jadi kamu mau makan nasi Padang?" Tanya Seno.
Winda mengangguk sambil menatap suaminya senduh.
"Aku yang beliin apa boleh kita pesen aja?" Tanya Seno. Karena jika mengidam ada kalanya Winda ingin Seno langsung yang membelinya.