Pagi hari Mirna menangis tersedu-sedu ketika mendapat kabar kalau papanya terkena stroke. Dia dan William memutuskan untuk pulang hari ini, namun sayang, karena badai salju. Semua penerbangan ke luar negeri harus dibatalkan yang mana hal itu membuat Mirna sangat sedih.
Mereka semua mencoba menghibur Mirna. Kehadiran kembar ternyata pun tidak bisa membuat Mirna terhibur.
"Gimana nasib papa aku?" Ucap Mirna terus menerus.
"Yank, kamu harus tenangin diri. Kamu gak boleh khawatir kek begini. Nanti yang ada kamu malah sakit." William memeluk Mirna. Mereka sudsh bersiap-siap tapi badai salju di luar sangat mengerihkan.
Winda yang sedang menggendong Kela merasa sangat kasihan melihat Mirna. Dia pernah merasakan bagaimana rasanya menjadi Mirna ketika dulu masih Sekolah.
"Beneran sampe jadwal penerbangan ke luar negeri pun gak ada?" Winda bertanya pelan pada Seno. Padahal wanita itu juga sebenarnya maih shock karena kejadian tadi malam.