Seno berpikir untuk menjernihkan pikirannya dulu. Dia berpikir untuk pergi bersama Winda liburan. Yang terpenting bukan di indonesia. Dia ingin menghabiskan waktu bersama sang istri agar lebih mengenal satu sama lain. Seno juga ingin membawa si kembar pergi berjalan-jalan ke Switzerland. Berjalan bersama Winda sambil menggendong kembar.
Setidaknya itulah yang ada di dalam pikiran Seno saat ini. Dan sepertinya dia tidak bisa menahan lebih lama lagi.
Winda yang melihat sang suami lebih banyak melamun merasa sangat bersalah. Dia kemudian mendekati Seno yang sedang duduk di balkon untuk mengajak sang suami mengobrol.
"Kamu gak masuk? Udah malem loh ini." Ucap Winda lembut sambil menyentuh pundak Seno.
"Nanti. Sini kamu duduk." Pinta Seno menepuk pahanya agar Winda duduk di pangkuannya.
Winda pun menuruti sang suami. Dia duduk di paha Seno dan mengalungkan kedua tangannya di leher Seno.
"Aku rencana mau jernihin pikiran. Banyak banget masalah dalam hidup aku." Seno berucap.