Karena sudah lama tidak berkunjung. Winda meminta Seno untuk mampir sebentar ke kafe miliknya. Sejak memiliki kembar bisa dihitung dengan jari kapan Winda berkunjung ke kafenya.
Yuni dan pegawai lainnya menyambut Winda dengan senang hati. Mereka saling berebut untuk menggendong Kela dan Abraham.
"Ya ampun gemes bangettttt." Yuni mencubit kecil pipi bulat Kela.
"Kafe gimana? Aman?" Seno bertanya tanpa basa-basi.
"Aman, Pak. Tenang aja."
"Kalian gak main belakang, kan?"
Winda langsung menatap Seno. Karena sangat terkejut mendengar ucapan sang suami yang blak-blakan.
"Seno." Tegur Winda.
Yuni bersama pegawai lainnya tampak saling menatap satu sama lain.
"Enggak kok, Pak. Kita transparan banget walau bos Winda gak kemari. Tapi kita selalu kasih rincian tiap bulannya sama bos Winda." Jawab Yuni apa adanya.
"Karna saya liat kafe ini rame. Tiap pigi kerja saya pasti lewat sini. Mulai sekarang, saya bakal terus perhatiin kafe ini." Ucap Seno dengan tidak ramah sama sekali.