Winda membuka matanya perlahan. Silau matahari yang memasuki jendela kamarnya membuat dia terbangun. Winda melihat kesamping—yang mana Seno sudah tidak ada di tempatnya.
Semalaman mereka menghabiskan waktu bersama. Seno menyetubuhi Winda gila-gilaan sampai rasanya selangkangannya pagi ini terasa nyeri dan sakit.
"Awh. Sakit banget." Ucapnya pelan. Kemudian Winda teringat kalau hari ini dia belum memberi asi untuk anak kembarnya.
Sontak Winda turun dari tempat tidur dan langsung mengenakan pakaiannya kembali. Dia menuju kamar si kembar dan melihat Seno sudah ada di sana sendirian.
"Loh, Mama mana?" Winda bertanya.
"Aku suruh ke kamar. Katanya semalem kembar gak nangis sama sekali. Malah langsung tidur dan sampe sekarang belum bangun."
"Terus bik Ainun mana?"
"Lagi masak tu buat sarapan."
Winda menghela napas legah. Dia kemudian melihat anak kembarnya sedang tertidur pulas.
"Terakhri aku kasih asi jam sebelas. Ini udah jam tujuh. Bangun aja apa ya?" Winda bertanya.