Damar hanya tersenyum. "Tidak apa-apa, jangan sungkan kalau bicara denganku. Aku juga tahu, Laras hanya bercanda."
"Aku tidak bercanda, serius," jawab Laras sambil meniup mie ayam yang masih panas.
"Makan, kenapa cuma dilihatin saja? Itu buka sesajen," ucap Damar melihat Aneska yang tidak menyentuh sama sekali mangkuk mie ayam yang ada didepannya.
"Iya," jawab Aneska, dirinya selalu gugup kalau berhadapan dengan Damar apalagi dengan jarak sedekat itu, serta mau makan mie ayam lagi.
Berbeda dengan Laras yang nampak semangat memakan mie ayamnya tanpa mempedulikan dua orang yang sedang memperhatikannya.
Selama makan mie ayam, Aneska dan Damar tidak bicara. Hanya sesekali melihat ke arah teman temannya yang duduk dibangku lain sedang melihat ke arah mereka.
Nampak dari sudut kantin, terdengar beberapa siswi sedang membicarakan Damar dan Aneska yang datang bersama sama dan sekarang makan di kantin bersama sama pula.
