Damar tidak bicara lagi. Dirinya masih terkejut dengan kepergian Ibunya Aneska yang tadi pagi sempat bertemu dan bicara dengannya.
Aneska ke luar dari kamar sudah berganti pakaian, terlihat lebih rapi dan segar daripada tadi. Rambutnya juga sudah di sisir dengan rapi. Langsung duduk di samping Laras.
"Kamu sudah makan belum?" tanya Laras.
"Belum, aku tidak selera makan apa pun," jawab Aneska.
"Sebaiknya kamu makan," kata Damar. Mengalihkan perhatian Aneska yang akan bersedih lagi.
"Aku tidak mau," jawab Aneska.
"Kalau tidak makan nanti kamu sakit," kata Laras.
"Aku tadi siang sudah makan mie ayam di Sekolah, makannya juga bareng dengan kalian berdua."
"Itu tadi siang. Bagaimana kalau aku membelikan kamu sesuatu," usul Damar.
"Tidak usah, aku tidak mau apa pun," jawab Aneska dengan cepat.
"Tapi perut kamu harus diisi. Kalau nanti kamu sakit bagaimana?" tanya Laras.
"Kalau aku sakit, nanti tidak ada yang merawatku. Sekarang tidak ada Ibu," ucap Aneska pelan.