Selamat Membaca
Di sepanjang perjalanan menuju kota Jogja atau kota C menurut Author tulis perjalanan yang memakan waktu cukup lama memakai bus sekitar 18 jam dari kota B.
Di Bus Indah tampak sangat bahagia begitupun kakak - adik panti yang lain bernyanyi riang gembira, suara nya Indah sangat merdu sekali, seperti Indah berbakat menjadi penyanyi namun gadis ini mempunyai cita-cita sebagai dokter, yang membantu orang banyak dengan ilmu nya.
Perasaan Arin ini sangat tidak menentu antara bahagia dan sangat nervous bertemu Opa dan Oma yang ingatan akan mereka atau bayangan wajahnya Arin saja lupa, Arin pun tertidur di bus karena semalam Arin tidak bisa tidur nyenyak karena gelisah bagaimana akan bertemu opa dan omanya nanti, apa mereka akan baik atau akan bersikap cuek saja pada dirinya. ARIN menguap dan tertidur.
Indah yang melihat Arin tertidur tersenyum dan Bang Aksan dan kak Dwi pun melihatnya membiarkan beristirahat di bus.
Pada jam istirahat mereka makan siang di rest area itu juga kesempatan untuk yang lainnya buat buang air dan sholat setelah makan siang kadang mereka pun beristirahat dua jam kemudian karena pasti ada yang meminta mereka ke toilet.
Pada saat jam makan siang Indah hendak ke toilet tidak sengaja bertemu bang Aksan yang sedang mengantri juga.
"Hai Indah"
"Hai kak"
"Duduk sini Ndah, tunggu antrian dulu"
"Iya kak. Ada apa?"
"Ka, Indah ko ga liat
Ayah ya?Apa ayah ga ikut ka?" tanya Indah.
"Ayah sakit Ndah" jawab
Bang Aksan.
"Ko, ibu ikut ka?" tanya Indah kembali.
"Ini kan tugas Ibu Ndah, ayah sudah tidak apa-apa sekarang. Lagian Ibu kan ketemu sama anak dan cucunya.
" Terus yang jagain ayah siapa ka?" tanya Indah.
"Itu adiknya ayah mang Otoy yang di desa sebelah, kebetulan ingin mengadopsi bayi di panti. Mang Otoy sudah 20 tahun menikah belum mempunyai anak Ndah" Jelas Bang Aksan.
"Iya kalo bayi ada ka"
"Anak-anak bayi kan ga diajak ya ka Berlibur?" tanya Indah.
"Ga ndah, karena bayi masih sensitif kulit nya apalagi kalo kena angin dan ac ndah."jelas Bang Aksan kembali.
"Boleh Indah tanya bang?"
"Tanya apa?"
"Kalau Indah minta Opa nya Arin buat adopsi Indah bisa ga ka? INDAH PENGEN JADI DOKTER ka" lirih Indah dan Bang Aksan tersenyum.
"Bisa aja sih, coba aja kamu bilang sama Opa nya Arin. Kan kamu tinggal bareng sama mereka Ndah"
"Hehe iya ya ka"
"Nanti Indah coba ka"
"Good luck ya Ndah. Tuh cepetan sana ada yang kosong!!" titah bang Aksan dan Indah melihat yang ditunjuk bang Aksan.
"Indah duluan ya ka"
"OKE"
***
Sehabis abis makan siang itu Arin tidak bisa tidur kembali soalnya Arin diajak indah buat bernyanyi bersama kakaknya di panti, Arin dan Indah juga anak panti lainnya merasa bahagia sekali hari ini, semoga hari esok juga secerah mentari pagi.
Sesampai di Villa Opa Raden yang Indah seperti di Surga mungil ini berjarak sekitar 30 km dari Kota Yogyakarta dan sekitar 1,5 km dari Pantai Parangtritis. Dari sini, Arin dan rombongan akan disajikan pemandangan indah Pantai Parangtritis, 70m dari atas bukit! Seperti menikmati indahnya pemandangan dari lantai 18 lho!Dan serunya, sang empunya tempat ini telah menyiapkan semua yang Arin dan rombongan perlukan untuk menikmati indahnya Pantai Parangtritis.
Hmmm… Apa saja ya?
Ya.. Yang Pertama, kamar dengan balkon agar Arin dan rombongan bisa melihat keindahan pantai sampai puas, lalu kolam renang sejuk yang dilengkapi juga dengan pemandangan pantai, pekarangan dengan kolam ikan dan tanaman gantung yang asri, Jacuzzi, restoran, peminjaman sepeda gratis, sampai karaoke. Apa saja yang Arin dan rombongan panti perlukan untuk liburan penuh.
Villa opa nya Arin bisa juga untuk berpetualang berdua, bersama keluarga, ataupun rombongan, tempat ini menjamin kesan liburan yang tidak akan terlupakan. Atau sebagai lokasi foto pre-wed? Bisa juga. Lokasi Villa Opa Raden ini begitu strategis dan indah.
Arin dan rombongan panti yang pertama melihat begitu terpesona sehingga menampilkan wajah yang terkagum dan sedikit norak.
"Bagus bet ya rin, aku betah disini!" celoteh Indah.
"Ya, kamu benar" ucap Arin.
"Nanti kita berenang di sana ya, Rin, Ayo sekarang cari kamar kita" ajak Indah memegang tangan Arin.
"Koper kita siapa yang bawa Rin?" tanya Indah melengok kesana - kemari
Datang lah bu Asri dan menepuk bahu Indah, melihat Indah kebingungan membuat bu Asri gemas hingga menepuk nya.
"Koper kalian nanti dibawakan pak Mardi kepala Asisten Villa disini, kalian mau sekamar?" tanya bu Asri dan kedua nya mengangguk.
"Ya sudah kalian keatas saja di lantai atas kamarnya Arin didepan pintu sudah ada namanya Arin" jelas bu Asri.
"Ko ibu tahu?" tanya Indah yang penasaran.
"Opa Arin yang minta Indah sayang" jelas bu Asri membelai surai Indah dan berlalu meninggalkan mereka yang melongo.
"Sebaiknya kalian mandi istirahat, sore nya kita kumpul atau jalan-jalan disekitar pantai, ibu mau istirahat dulu ya Arin, Indah" pamit nya melambaikan tangan nya, menyeret kopernya yang di dampingi mba Retno.
Arin dan Indah sudah berada di dalam kamarnya. Arina membawa kopernya menaruhnya dalam lemari pakaian yang disediakan juga membawa baju ganti buat selesai mandi nanti, Arin ingin mandi karena merasa lengket seluruh badannya. Sementara Indah yang datang langsung merebahkan badannya ke atas kasur empuk itu tertidur lelap setelah mencoba melompat di kasur empuk itu.
"Woow RIN, kasurnya empuk sekali"
"Kamu harus minta buat di panti Rin, sama opa kamu?" pinta Indah.
"Haha..Iya Ndah ntar aku bilang Opa" jawab Arina.
"Kamu gak mandi dulu Ndah??" tanya Arin.
"kamu duluan aja Rin, aku ngantuk banget deh, kamu kan tadi tidur di bus Rin, aku ga bisa tidur tadi disuruh nyanyi trus sama bang Aksan" keluh Indah dengan mata yang sudah terantuk itu, Arin menatapnya Iba.
"Ya sudah kamu bobo dulu gih"
ARINA menatap muka lelah Indah yang sedang tertidur sedikit mendengkur.
'Dia lucu kalo lagi tidur' batin Arin.
Tok.. Tok.. Tok...
"Non, saya pak Mardi mengantarkan koper non Arin dan Non Indah" ucap di seberang pintu.
"Masuk aja pa" jawab Arin.
Ceklek
Pintu kamar Arin terbuka lalu, Pak Mardi masuk kedalam kamar Arin dengan membawa dua koper di tangannya.
"Terimakasih pak" ucap Arin.
"Oh, iya pak sebentar, ada yang mau Arin tanyakan?" pintanya.
"Iya, ada yang bisa bapak bantu non Arin!" jawab pak Mardi setelah meletakkan dua koper itu dekat lemari menengok ke arah Arin yang menatapnya.
"Apa dulu Arin pernah
Kemari pak?" tanya Arin yang mendapatkan tatapan bingung pak Mardi mengerutkan keningnya.
"Apa non sudah lupa, non Arin dulu pernah kemari sama papa dan mama non Arin waktu Oma non Arin Ulang tahun" jelas pak Mardi.
"Maaf pak, Arin bukan lupa. ARIN SEKARANG LUPA INGATAN PAK" lirih Arin menundukkan wajahnya.
"Oh, maafkan bapak non tidak tahu kalau non kena musibah. CEPAT SEMBUH YA Non!!" ucapnya merasa bersalah.
"Astaghfirullah bapak kira non sehat-sehat saja non" lirih pak Mardi.
"Iya gak papa pak"
"Cepat sembuh ya non" ucap pak Mardi tulus.
"Iya, makasih pak"
"Oh, ya non. Kalo non Arin lapar turun saja ke bawah nanti bapak siapin kesukaannya non" ucap pak Mardi dan Arin hanya menganggukan kepalanya.
"Oh, ya pak kalau album foto ada dimana pak?" tanya Arin kembali.
"Ndak ada disini non, mungkin dikamar nya Oma dan Opa nya non Arin, nanti minta saja sama oma nya non!" jelas pak Mardi.
"Baik pak, terima kasih" jawab Arin.
"Permisi non, silahkan istirahat dulu. Bapak mau lanjut kerja kembali, jika non mau sesuatu pencet bel sebelah lampu kamar non ya!" titah pak Mardi dan Arin hanya mengangguk saja.
Pak Mardi kembali ke bawah mempersiapkan buat makan malam dan membuat cemilan sore buat nona nya. Arin melangkah kan kakinya ke kamar mandi melakukan ritual mandinya, berendam lama di bath up.
Bersambung