Selamat Membaca
Setelah 3 hari di Jogjakarta, Raymond terpaksa harus pulang duluan karena mama Raymond sudah ada di Jakarta di apartemen milik mama nya yang ditempati sahabat nya tante Maudya.
Raymond dijemput menggunakan Jet pribadi milik keluarga Bobby atau paman nya Raymond, karena mama nya Raymond kakak dari ayah nya Boby.
Raymond dengan perasaan sedih tidak bisa berpamitan dengan gadis nya itu, hanya bisa memandangi foto Arin dan meng chat Arina mengatakan bahwa dirinya akan segera pulang ke Amerika bersama mama nya minggu ini.
Mama nya Raymond sudah mempersiapkan semua kebutuhan Raymond untuk melanjutkan sekolah di Amerika yang terbaik dan dia juga membawa keponakan nya Elisa yang katanya pengen ketemu Liam, ternyata Elisa menyukai Liam yang notabene masih sodara nya sendiri.
Arina yang mendapatkan pesan jika Raymond sudah pergi ke Jakarta dan akan berangkat minggu ini ke Amerika hanya bisa pasrah semoga suatu hari mereka bisa bertemu kembali. Walau sedikit terisak merasa sedih tapi Arina yakin kalau suatu saat Raymond akan mencari dirinya.
Hingga di keramaian pun Arin merasa murung, tidak bergairah, Indah yang melihat itu merasa kasihan dan sedih melihat keadaan dan kesedihan Arina.
"Rin, yuk. Kita gabung sama bu Asri mereka mau barbeque an loh sama Oma dan Opa" ajak Indah, Arin menatap sendu Indah dan mengangguk.
"Rin, ga usah sedih kamu kan punya no nya kak Raymond, lagi pula nanti kan 3 tahun lagi kamu menyusul kesana ke Amerika ke tempat Oma dan Opa nanti sama aku, semalam Opa bilang saat lihat kamu ga mau makan dan aku disuruh Opa bawa makanan ke kamar" jelas Arin panjang dan lebar, Arin hanya diam saja terus memeluk Indah.
"Iya, Indah aku masih belum rela aja Ndah, biasanya dia suka ngingetin aku, ngintip aku pake teropong Boby, aku hanya perlu waktu sebentar aja Ndah" lirih Arin.
"Jangan lama-lama Rin, ya. AYO KITA SENANG SENANG bersama anak panti yang lain nya!!" Teriak Arin menyemangati Arin dan Arin sedikit tersenyum melihat tingkah Indah yang lucu itu.
Arina dan Indah malam ini mendekati Oma nya dan bu Asri yang sedari tadi mengobrol dan melihat para pelayan yang membakar barbeque an nya.
"Hmm.. Seperti enak ya Oma" ucap Indah yang hidung nya merekah, mencium aroma daging panggang dan ada juga jagung dan ikan yang akan di bakar.
"Rin, kita makan jagung bakar dulu yuk!! Aku ambilin ya! Oma sama bu Asri mau jagung bakar juga ga bu?" tanya Indah.
"Oma mau sayang"
"Boleh Ndah, tolong ibu ambilkan ya, pake piring aja Ndah!!" pinta bu Asri.
"Baik bu, Indah ambil dulu"
"Anak itu ga bisa diem Oma"
"hahahaha tidak apa bu Asri, dia kan sekarang cucu angkat saya juga" lirih Oma.
Sementara Opa sedang berbicara dengan asisten William duduk tidak jauh dari Oma berdiri yang di meja nya sudah dipenuhi cemilan dan kopi, dan anak-anak panti lain sedang memakan hasil bakaran pelayan sambil bercengkrama dengan yang lainnya.
Raymond sudah sampai Jakarta dan di jemput di bandara oleh sang mama juga Elisa. Ketika Raymond turun dari pesawat, mereka berdua langsung berjalan ke arah Raymond dan Raymond langsung memeluk sang mama sementara sepupu menatap haru pemandangan di depan nya.
"Kak Ray, ga kangen aku kah?" rengek gadis di belakang mamanya Raymond.
Raymond melepaskan pelukan sang mama dan melihatnya, Elisa yang sedang merentangkan tangannya dan tersenyum manis pada Raymond, mama Raymond tersenyum melihat nya.
"Tentu saja, karena kamu sudah menemani mamaku" godanya mencubit Elisa dan memeluk nya.
"Liam gak Ikut kak?"
"Belum izin dia sama paman!!"
"Dia pasti nyusul kamu kan?"
"Kenapa sudah kangen ya?Dia sudah menyukai cewek lain!"
"Maksud kakak? Sudah punya pacar Liam kak Ray?"
"Hmm"
"Kamu juga sudah punya pacar kakak?"
"Hmm"
"Hahahaha irit sekali bicaramu kak Ray"
"Tante kakak Ray sudah punya pacar!!!" Teriak Elisa sehingga yang lain juga ikut melihat ke arah mereka.
"Benarkah Ray" tanya ulang mama nya.
"Mah"
"Shuut mulut kamu berisik!! Lihatlah ulah kamu tuh mereka semua melihat kearah ku" tunjuk Raymond yang kesal sikap sepupu nya yang barbar.
"Kak tapi si Clarissa itu kelihatannya suka sama kamu deh" celetuknya.
"Masa sech, dia kan sudah kuanggap adik" jawab Raymond.
"Ck. Kamu ga percaya kak, aku membaca buku Diary nya waktu aku main ke rumah nya, Diary waktu itu dia letakkan di atas kasur nya, aku ga sengaja buka, ada fotomu yang di gambari love sama dia" jelas Elisa.
"Hmm, gitu ya. Aku sudah mempunyai belahan hati Lis, dia ku anggap adik, kamu kasih pengertian lah sama dia!!" titah Raymond.
"Baiklah, tapi nanti imbalan nya kamu kenalkan teman mu yang oke ya.. Yang kira - kira papa ku suka ya, yang asik, aku ga mau dijodohkan sama kutu buku itu kak!!Please!!" pinta Elisa.
"Gampang, yuk sekarang pulang ke apartemen mama".
Raymond dan mamanya menaiki mobil, Elisa duduk di depan sama pak sopir. Di dalam mobil Raymond menanyakan sesuatu pada mamanya, menatap mamanya serius.
"Mah, apa papa tahu mama kesini?" tanya Raymond melirik kearah mamanya.
"Tentu sayang, setelan kamu kabur papa mu langsung ke rumah dan menemukan ternyata sudah di bohongin kamu, dan akhirnya minggu kemarin papamu memberikan hak asuh kamu sama mama dan memberikan perusahaan di Amerika buat kamu, kamu nanti bicarakan dengan pengacara mama saja ya nak mengenai perusahaan, mama kurang mengerti masalah perusahaan papa mu itu, mama hanya bisa dan tahu pengelolaan restoran mama". Panjang lebar jawaban mama nya.
"Ya mah, tenang saja Raymond akan bekerja keras buat mama dan masa depan kita dan perusahaan Raymond akan belajar dulu mah sambil sekolah" jawab Raymond dan mamanya mengangguk setuju.
Raymond, Elisa dan mamanya sudah sampai apartemen mereka di kawasan elit di Jakarta di lantai 34 paling atas. Raymond dan mamanya, tak lupa Elisa tak perlu lama menunggu lift, karena ini khusus lift langsung menuju lantai atas apartemen mamanya. Raymond memencet pintu lift nya.
Ting...
Pintu lift terbuka dan Raymond juga mama dan Elisa menaiki lift menuju lantai paling atas, Raymond melihat hp nya menunggu kabar dari Arin, namun gadis itu tidak ada mengabari nya.
"Eheeem, nunggu kabar dari pacar ya kak?" goda Elisa.
"Hmm"
"Tante, sejak jatuh cinta kak Ray irit ngomong tan!!" ejek nya meminta pertolongan tantenya atau mama nya Raymond, mama nya Raymond malah tersenyum mengelus tanpa keponakan nya itu.
Ting... Pintu lift terbuka
Mereka berjalan menuju pintu apartemen yang terbuka terlihat teman mama nya Raymond yang sedang akan membuang sampah.
"Loh kamu buang sampah sendiri ya!" tanya mama nya Raymond.
"Gak seperti tukang sampah telat datang apa mungkin libur aku chat ga ada balasan atau dibaca" jawab nya.
"Oh, iya kalian masuk dulu aja dan istirahat saja ya, aku buang sampah dulu" titahnya.
"Tante, teman tante tidak menikah?" tanya Elisa kepo.
"Shuut, dia itu trauma ditinggal suaminya sama anaknya" jelas mama.
"Nanti kamu jangan tanyakan hal itu ya!!" titah mama pada Elisa dan Elisa hanya mengangguk.
"Iya tan, aku kasihan dengar nya, pasti dia menderita ya tante" celetuknya.
"Hmm, sekarang lebih kamu istirahat gih, biar besok berangkat fresh ya!! Nanti kalau makan malam tante bangunin. Kamu Raymond tidur di atas ya, Elisa kamu tidur di sini saja sama tante" titah sang mama.
"Mah, teman mama itu yang mengelola restoran mama di sini ya?" tanya Raymond.
"Iya, Ray. Sekarang kamu istirahat dulu gih" titah mama.
"Oke. Mama juga ya!!" jawab Raymond.
Raymond melangkah ke kamarnya ke atas, sedangkan Elisa sudah dari tadi gadis itu ke kamar karena merasa lelah.
Bersambung