Seira kembali terdiam di bawah pohon yang sama beberapa hari ini. Gadis itu hanya melamun, sama sekali tidak terusik dengan apa pun, bahkan para mahasiswa yang lewat pun sudah terbiasa melihatnya seorang diri di sana.
"Sebenarnya apa maksudnya?" Dia bertanya pada diri sendiri dengan tatapan tertuju pada meja.
Dia mengangkat kedua lututnya ke kursi, sejajar dengan tubuhnya lalu meleluknya. Dia masih memikirkan maksud perkataan Arsyid yang mengatakan kalau sampai jumpa nanti.
"Nanti itu kapan? Dia bisa saja bilang nanti, saat pulang, bukan nanti, hari ini, bukan?" tanyanya lagi bermonolog sendiri.
Membuang napasnya gusar. Seira kebingungan bagaimana menyampaikan kepada orang tua serta kedua kakanya soal Alifia yang sebenarnya telah menjadi bagian dari keluarga itu, rupanya menjalin hubungan dengan Alvin, yang selalu di anggap anak oleh kedua oang tuanya.