"Kamu mungkin berpikir, tidak ada yang peduli," kata Randu di sela irisan steak di piringnya.
Tanpa menatap sang adik, dia terus bercerita bagaimana mereka hidup di sana.
"Ibu kita memang seperti itu, bahkan jauh sekali, dan itu menurut padaku, kakak kita, dan adik kita," lanjutnya.
Arsyid yang duduk di depannya hanya menyimak sambil memasukan potongan daging steak ke mulutnya. Dia mungkin harus mendengarkan itu, kisah keluarganya selama tinggal terpisah. Meskipun di akhir dia akan kembali.
"Kau beruntung karena mewarisi sifat ayah, yang tegas dan berwibawa, bukan seseorang yang mudah terlena akan suatu perkembangan. Tapi Kakak yakin, ibu tak selamanya begitu," katanya menjelaskan. Kini Randu menatap sang adik yang duduk di hadapannya.