Berulang kali Arsyid menarik napasnya. Dia sungguh tidak sabar untuk segera kembali. Semalaman dia berbenah, memastikan barang penting tidak ketinggalan.
Siang menjelang sore matahari tampak indah di langit London. Arsyid menengadahkan wajahnya ke langit lewat jendela kamarnya. Sebuah ruangan yang cukup besar menjadi tempatnya selama di London.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan pintu dari luar membuat pria itu menoleh dengan dahi mengerut karena heran siapa yang mengetuk pintu kamarnya, seingat Arsyid sang kakak belum kembali dari kantor. Dia sendiri hari ini memilih di rumah.
Kepala Randu muncul dari balik pintu. wajahnya sedikit berseri. Sepertinya pria itu belajar banyak dari Arsyid, dan bagaimana harus bersabar meghadapi segala hal.
"Waktumu luang, kan?" tanyanya ramah.
Arsyid menghadapkan tubuhnya pada sang kakak kedua. Sejak evaluasinya lulus, dan tugasnya selesai, Arsyid menunjukan sikap hangatnya pada Randu.