Setiap sudut rumah sedikit berantakan dan tak terurus. Alvin sejak tadi hanya memperhatikan dengan canggung. Dia berhadapan dengan pria itu, seseorang yang meanggung biaya, ah tidak, lebih tempatnya yang terikat oleh perarturan hitam di atas putih.
"Maaf membuatnya tidak nyaman," bisik Alifia yang baru kembali sambil membawa napan.
"Tidak apa- apa, kok," jawab Alvin. Alifia tersenyum, tentu saja Alvin berbisik.
Elsa datang tak lama kemudian dan ikut duduk di sofa dengan haya yang tetap anggun.
"Jadi, apa itu?" tanya Alifia, langsung saja pada intinya, tidak ingin basa- basi karena bagaimanapun, Alifia tidak nyaman dengan tatapan para lelaki, apalagi pria di hadapannya itu yang menatap Alvin begitu dalam.