Makan malam sudah siap, Alifia memanggil dari dalam menarik perhatian orang- orang dan mereka kompak memintanya untuk datang dan bergabung untuk makan malam.
"Kita tunggu saja nanti. Pasti Arsyid akan mengabari, begitu juga kamu. Tapi yang paling berharga untuknya kali ini adalah, waktu. Dia akan memberitahuku, maka akan segera ku kabarin kamu. Jangan cemas," bujuk Alvin.
"Baiklah. Terima kasih sudah temani aku di sini setelah melewati berbagai hal dan kecemasan itu pasti ada."
Alvin tersenyum sebagai balasannya, dia oaham apa yang Seira maksudkan.
"Ya, tentu. Selama kamu yakin, Tuhan akan selalu ada dan membantumu., da nada aku. Jadi, jangan merasa sendirian, seorang teman yang sayang pasti akan lebih baik," ucap Alvin dan Seira tersenyum.
Kedau pria dengan darah yang sama mengalir dalam tubuhnya itu menatap Seira dalam, perasaan khawatirnya bercampur dengan rasa bersalah karena tidak bisa menjaga adik kecilnya dan malah sibuk dengan setumpuk kerjaan.