"Ar, boleh kami nginep?" tanya Dalfa tiba- tiba.
Arya menatapnya lama lalu mengangguk, "kenapa tidak? silakan buat kalian yang mau nginep, ada banyak kamar di sini," katanya kemudian tatapannya mengarah pada Seira. "Kamu sebaiknya juga nginep aja, Ra," usulnya.
"Terima kasih, aku memang mau izin nginep aja. Meskipun terlihat baru, tapi perabotnya hampir lengkap, Cuma kayanya beum ditata dengan rapi," katanya mengomentari.
Pria itu tersenyum, "kau cukup peka untuk urusan interior, Ra. Ada banyak kamar, kamu tinggal pilih saja. Ada bantal, kasur dan selimut, jadi jangan terlalu khawatir," jelas Arya.
"Baiklah. Makasih banget, Ra."
"Sama- sama. Senang bisa bantu kamu," aku Arya sambil tersenyum dan tentu saja interaksi itu menjadi perhatian yang lainnya.
"Astaga. Kalian macam orang jatuh cinta aja," timpal Armin yang di balas tawa oleh yang lain. "Kalau begitu, aku pergi dulu, besok ada rapat yang harus di hadiri. Nggak apa- apa, kan, aku pulang, Ra?" tanya Armin pada Seira.