Sesampainya di café tujuan hujan turun mebasahi bumi. Intensitasnya cukup lebat sehingga membuat orang- orang pada berlarian untuk berteduh. Seira yang baru keluar dari mobil sempat memasukan kembali kakinya.
Aroma tanah basah tercium khas sekali, mengusik kenangan yang tersimpan rapi. Ada rasa rindu yang menyusup dalam kalbunya.
"Ayo Ra?" Alifia memanggil dari arah belakangnya. Seira menoleh dan mengangguk.
Tidak ada payung di sana jadi mereka harus berlari sebisanya untuk sampai di dalam café.
Pilihan Dalfa selalu sederhana. Dia hanya memilih café yang tampak biasa dari luar tapi ternyata menyajikan sesuatu yang yang luar biasa. Definisi dirinya sendiri, begitulah Dalfa selama Seira mengenalnya.