Alvin membawa Seira ke kamar biasa dia tempati saat berada di rumahnya. Dengan bantuan Alifia, gadis itu tertidur. Perlahan keduanya meninggalkan kamar, membiarkan Seora beristirahat.
"Apa tidak sebaiknya orang tua Seira dikabarin?" tanya Alifia sambil menutup pintu.
Sepanjang jalan itu Alvin bungkam, wajahnya merah padahm, mencoba menahan emosinya yang memuncak. Dia tahu siapa yang melakukan itu, dan marah karenanya sampai mengabaikan pertanyaan Alifia yang terulang beberapa kali, salah satunya adalah ini.
"Tidak. Sebaiknya di sini saja dulu. Seira tidak mau merepotkan orang tuanya, terlebih dengan adanya kedua kakak Seira, itu hanya akan memperumit keadaan saja. Kak Sean pasti akan mengambil tindakan alih- alih menunggu penjelasan," jelas Alvin sambil berjalan menuju sofa. Alifia mengekor.
"Oh, begitu." Alifia mengangguk paham. Dia ikut duduk di sofa, tapi tidak jauh dari Alvin.
