"Bagaimana luka kamu, Ra?" Alvin bertanya setelah yang lain pergi dari sana karena ada urusan masing- masing.
"Ini udah lebih baik. Sebenarnya nggak apa- apa, tapi Kedua kakakku agak berlebihan," jelas Seira sambil melihat luka di tangannya yang sudah dia obati tadi.
"Mereka sayang sama kamu, makanya khawatirnya berlebihan. Kamu harus bersyukur ada yang mengkhawatirkan begitu besar," timpal Alvin.
Seira mengalihkan perhatiannya pada Alvin lalu membalas, "bukannya gak bersyukur, lebih- lebih dari itu, aku bahagia karena nggak Cuma kakak, ada kamu juga yang jagain, sahabat terbaik," katanya.
Alvin tersenyum dan mengangguk. Namun, jauh di lubuk hatinya, dia terluka. Seira masih menganggapnya sahabat. Tapi benar itu, hanya sekadar sahabat yang selalu ada baginya, tidak lebih dari itu. Salah- salah Alvin juga yang tidak punya keberanian untuk mengungkapkan perasaan yang sesungguhnya. Seketika dia teringat akan kejadian yang dia lihat sewaktu liburan di Inggris.