Mereka memutuskan untuk menyudahi acar nongrong yang seing mereka lakukan di tempat itu sampai- sampai pemilik café itu mengenali mereka, dan tentu saja pelanggan khusus di setiap minggunya. Rupanya sang pemilik café adalah kenalan mereka.
"Sampai jumpa Tio," ujar Meri begitu mereka hendak pergi dan melihat sang empunya sedang sibuk di depan meja kasir.
Pria yang bernama Tio itu hanya mengangkat tangannya, menanggapi mereka yang berjalan meninggalkan café. Siang itu biasanya ramai, rupanya mereka datang saat siang menjelang sore pantaslah sedikit pengunjung yang datang.