"Gue sama sekali gak nyangka lo ngajak Alifia ke Inggris," ujar Meri sambil menatap Seira yang diam di kursinya.
Berada di kafe dengan rutinitas biasa bagaimana mereka nongkrong dan menghabiskan waktu. Meri mengaja Seira untuk bertemu, dan mereka di sana, duduk bersama di empat kursi dalam satu meja persegi yang berada di luar ruangan.
"Gue rasa, bukan karena nggak ngajak, sih, tapi karena kitanya yang sibuk," timpal Ria.
Seira dengan tenang menumpukan dagunya di atas meja dengan kedua tangan sambil mendengarkan semua ocehan teman- temannya yang menuntut penjelasan Seira atas liburannya yang mengajak Alifia alih- alih mereka.
Anggukan kepala dari gadis itu yang masih menumpukan dagunya dengan tangan, dia membenarkan apa yang Ria katakan.
"Astaga, Sei!" tegur Meri kesal melihat tanggapan gadis itu.
"Jangan keras- keras, Mer, malu," balas Ria.
"Astaga. Kalo dia nggak kek gitu, gue bakal bicara baik- baiklah." Meri membalas dengan ekspresi tetap kesal.