"Kamu yakin nggak apa- apa, Ra?" tanya Arsyid sambil memberikan segelas air pada gadis itu yang duduk di sofa menghadap jendela.
"Terima kasih," ucapnya menerima gelas itu lalu meminumnya dua teguk, kemudian menjawab Arsyid, "dan, aku nggak apa- apa, kok," katanya menarik kedua sudut bibirnya untuk melengkungkan senyuman.
Arsyid mengangguk, dia ikut duduk di samping Seira, menatap ke luar jendela yang sedikit terbuka, membiarkan angin ikut menemani mereka.
"Kalian besok kembali?" Arsyid bertanya, Seira menoleh sekilas lalu mengangguk, kemudian menundukan wajahnya. "Siang, kan?"
Tapi kali ini Seira menggeleng. "Alvin bilang malam," jawabnya.
"Ah, baiklah. Lalu, kampusmu?"
"Lusanya lagi," jawan Seira singkat. Dia berusaha untuk tidak menunjukannya kepada Arsyid bahwa ada sesuatu yang begitu berat dalam dirinya membuat dia seolah enggan untuk kembali.