Alvin dan Alifia memasuki lift, mereka hanya diam sepanjang jalan. Tidak ada yang memulai pembicaraan sehingga rasa canggung lebih mendominasi. Bahkan jarak pun tampak jelas sekali jauh. menempel di kedua sisi lift. Alifia dengan sikapnya, pun Alvin dengan sikapnya. Mereka sama- sama sibuk dengan pikiran masing- masing.
"Kamu …."
Keduanya terperanjat ketika sama- sama hendak mengatakan sesuatu lalu saling tatap dan tertawa.
"Kamu duluan," kata Alvin.
"Nggak apa- apa, kok," aku Alifia. Pria itu mengangguk.
"Barang apa yang tertinggal di meja resepsionis itu?" tanya Alvin mencoba untuk tidak tahu padahal jelas, Seira mengatakannya tadi.
"Hm. Kalung peninggalan ibu," jawab Alifia.
"Peninggalan ibu? Kenapa bisa hilang?" tanya Alvin lagi.
Gelengan kepala Alifia menjawabnya. "Entah bagaimana. Tau- tau tidak ada di leherku," katanya.
Alvin mengangguk mendengarnya. Kemudian keheningan kembali menghampiri.
