Makanan datang tak lama kemudian membuat pengalihan dari Alifia yang masih canggung atas apa yang dia katakan. Bagaimanapun, dia menyampaikannya secara realsitis, bukan? ini masih pagi, maka masih banyak waktu untuk mengakhiri hari.
Hidangan yang tertata di atas meja itu tampak menggugah selega. Tentu saja Seira yang paling semangat, seperti biasanya.
"Semalat makan. Tetima kasih atas makanannya, Tuhan," ucap gadis itu dengan kedua tangan memegang sendok dan garpu. Alifia yang melihat hal itu hanya tersenyum. Dia yakin, Seira melakukan itu karena kebiasaan.
Menyantap hidangan adalah paling utama bagi Seira alih- alih memikirkan rencana ke mana mereka akan pergi keliling selama di sana. Kota itu tidaklah sempit, ada banyak destinasi yang bisa di jadikan tempat wisata, dan lain halnya.