Matahari sudah meneroboskan sinarnya ke sela jendela yang sedikit terbuka. Sepasang kelopak mata itu mengerjap, merasa sedikit terganggu dengan cahaya yang cukup terang itu. Perlahan dia membuka matanya, mengerjap untuk membiaskan pandangannya dengan cahaya matahari itu.
Rupanya sudah siang ketika dia ssempurna membuka matanya. Terdiam beberapa saat untuk mengumpulkan jiwanya, Alifia menggerakan tubuhnya untuk bangun dan bersandar pada sandaran ranjang kemudian dia mengambil ponsel di meja nakas tepat di sampingnya itu. Jam menunjukan pukul tujuh tiga puluh pagi.
Sebuah aroma wangi dari parfum menggelitik indera penghidunya dan mengarahkan pandangannya mengedar ke depan lalu di dapatinya Seira sedang duduk di meja riasan yang simple, seperti khasnya sendiri.
"Selamat pagi," sapa Seira begitu menyadari Alifia sudah bangun. Dari duduknya di depan cemin, Seira bisa melihat pergerakan gadis itu. Dia berbalik dan tersenyum pada Alifia.