"Pesan saja apa yang kamu mau, Fia," ujar Seira begitu mereka membuka buku menu.
"Baiklah." Alifia yang duduk di samping Seira menyahut.
Mereka masih mempertinbangkan hendak menyantap apa sebagai sarapan mereka. Pihak restoran masih menyediakan menu sarapan meski hari sudah tak lagi pagi.
Seperti biasa, Seira selalu butuh waktu lama untuk membuat keputusan soal akan makan apa. Berbeda dengan tiga lainnya yang sudah menentukan apa saja untuk pesanan sendiri, hanya Seira yang masih membolak- balok halaman menu di tangannya itu.
"Ra, cepatlah, kami lapar," ujar Arsyid pada Seira yang lama sekali mememilih menu.
Tidak hanya mereka yang sudah terbiasa, seorang pelan pun yang tampak menunggu untuk mencatat pesanan akhir mereka, cukup lama. Bahkan teguran Arsyid pun hanya angin lalu bagi Seira, malah asyik kembali ke menu di tangannya.
"Mungkin segitu dulu," putus Arsyid pada pelayan yang menunggu untuk mencatat menu pesanan mereka.