Keluar dari kamar tempat Seira dan Alifia menginap, mereka tampak semangat sekali. Wajah Alifia terlihat cerah sekarang membuat Alvin menjadi lega.
"Kunci pintunya, Vin," kata Seira sekilas menoleh pada Alvin yang memang hendak mengunci pintunya.
"Yaaa." Alvin menyahut.
Mereka masuk ke lift yang ternyata kosong lalu menekan tombol, lantai dasar, di mana mereka akan menyantap sarapan.
"Kamu sungguh baik- baik saja, Fi?" tanya Seira begitu pintu lift tertutup.
Alifia menatapnya dan mengangguk. "Ya, udah nggak apa- apa," jawab gadis itu karena memang sekarang sudah lebih baik.
"Syukurlah, aku lega," aku Seira.
Tatapan Alifia tertuju pada Alvin yang berdiri berhadapan dengannya. Pria itu mengangguk pada Alifia, sedikit senyuman di wajahnya.
"Eh, Alvin, hubungi Arsyid, bilang kalau kita di bawah," kata Seira mengingatkan.
"Udah. Dia udah duluan di bawah, nunggu katanya," jawab Alvin.
"Wah. Cepat amat. Kukira dia bakal naik dulu."
"Capek, Ra, naik turun," timpal Alvin.
