Suasana terasa begitu romantis. Matahari yang beranjak menemui peraduannya membuat pemandangan terasa begitu menakjubkan di lihat dari atas pencakara langit itu. Tidak hanya Seira yang mengabadikan setiap momennya dengan lensa kamera, tetapi pengunung lain juga melakukan hal yang sama.
Kegiatan Seira yang memotret pemandangan itu terhentik ketika perutnya terasa pedih. Dia mengusap perutnya dan dilihat oleh Alifia.
"Kenapa Ra?" tanyanya khawatir sambil ikut menyentuh perut gadis itu.
"Aku lapar," katanya membuat kelopak mata Alifia bergerak, mengerjap mendengar jawaban Seira yang tampak begitu polos.
"Ish. Kukira kenapa, kaget," aku Alifia. Seira tertawa kecil.
"Sorry. Kayanya kita terlalu asyuk sampai lupa kalau belum makan," ujar Seira yang dibenarkan Alifia.
"Heem. Kita terlalu asyik di sini." Alifia menimpali.
"Habis, ini indah sekali. Kapan lagi bisa ke sini, kan, ya?" Seira tidak memungkirinya kenapa mereka ada di sana.