Hanya barang seperlunya saja yang Seira bawa dalam satu koper ukuran sedang. Dia sudah tidak sabar untuk memulai sebuah perjalanan untuk melepas rindu pada sahabat tercinta.
Gadis itu sibuk berbenah dengan senyuman tak lepas dari bibirnya. Betapa dia begitu semangat sekali sampai bersenandung riang. Di ambang pintu terdapat Alvin yang melipat kedua tangannya di depan dada. Menggeleng kecil melihat tingkah sang sahabatnya itu.
"Untung kamu sahabatku, Ra. Kalau bukan, udah kuhabisi," katanya.
Seira menoleh, sedikit berjengit kaget melihat kehadiran Alvin di sana. saking asyiknya Seira ternyata tidak menyadari Alvin yang mengawasi.
"Astaga. sejak kapan kamu di situ?" tanyanya sambil membalik tubuh, melipak kedua tangannya di dada, mengikuti gaya Alvin.
Pria itu melirik jam di tangannya lebih dulu untuk memastikannya. "Sejak sekitar setengah jam lalu," katanya.
