Seira akui, selalu ada sensasi tersendiri bila berhubungan dengan Arsyid bahkan ketika berjauhanpun. Melirik jam di dinding kamarnya, Seira terdiam, berulang kali dia berpikir ulang, membuang napasnya. Entah kenapa rasa gugup itu membuatnya terasa grogi hanya untuk menerima sebuah panggilan dari nomor yang sesungguhnya sejak lama dia tungggu. Hanya saja Seira merasa tidak punya keberanian untuk melakukannya.
Berulang kali pula dia melirik ponsel dan jam di dinding bergantian. Entah kenapa, dia jadi tiba- tiba saja gugup padahal kan tinggal geser tombol hujau saja lalu terima. Tapi kali ini dia banyak pertimbangan.
Setelah menarik napas panjang, Seira akhirnya menggeser tombol terima untuk panggilannya. Ada banyak hal yang tidak bisa dia ceritakan akhir- akhir ini kepadanya maka dari itu, hatyinya membujuk, mungkin dengan menerima panggilannya itu, dia akan baik- baik saja. Dalam pikirannya, Seira tidak sekalipun mengatakan apa yang dia alami di sini kepada Arsyid.