Hujan turun mengguyur bumi saat sore hari. Seira tertidur di sofa dengan selimut hangat membungkusnya. Rumah itu sepi sebab Alvin juga tidur di kamarnya, memulihkan tenaga dan perasaannya.
Entah ada apa dengan semesta yang menurunkan bermil- mil air dari awan di atas langit itu padahal siang tadi cerah sekali, tiba- tiba mendung berat lantas hujan. Wah, sepertinya memang sedang bad mood juga sang semesta.
Berbeda dengan kedua insan berbeda jenis itu yang terlelap dalam mimpi indah di sore hari untuk mengembalikan stamina yang sempat tremor karena kejadian nyaris tertabrak itu. Ya, tabrak lari yang dilakukan orang asing terhadap Seira. Lagi- lagi tidak ada yang tahu.
Seperti biasa, dia menghadapkan dirinya pada dinding kaca ruangannya itu, menatap dalam diam pemandangan yang tersaji. Langit di atasnya cukup cerah, biru membentang dengan wan- awan putih di atas sana. kebiasaan yang dia lakukan sejak menjadi direktur pengganti di usianya yang seperti ini.