Tiga pesanan Seira sudah tersedia di atas meja tepat di hadapannya. Satu es krim dengan rasa vanilla itu sudah tinggal setengahnya. Entah apa yang merasuki gadis itu. Bagi orang lain makan pasti pelan, menikmati rasanya, sensasinya atau apalah. Seira sungguh jelmaan anak kecil di usainya ini yang sebentar lagi di usia seperempat abad.
Lihatlah gayanya. Kedua kaki yang di bawah meja itu bergerak- gerak membuat tubuh gadis itu ikut bergerak. Tatapan fokus pada es krim di dalam mangkuk khusus. Satu suap masuk ke mulut, lalu masuk lagi, dan terus begitu. Persis sekali dengan kelakuan anak kecil sehingga Alvin, Meri, dan Arga memperhatikannya tanpa berkedip sekalipun. Mereka seperti sedang mengajak jalan anak kecil.
"Seira, nggak dingin?" tanya Arga tak tahan dengan ketidak pertanyaannya karena takjub sekaligus tak percaya melihat gadis itu hampir melahap semua es krim ukuran yang tak sedikit itu.